Laman

Minggu, Februari 17, 2013

Devinisi Chikungunya

Istilah Chikungunya, digunakan baik untuk nama virus penyebab dan nama penyakitnya, yang berarti “to walk bent over” (berjalan bongkok) berasal dari bahasa Afrika Swahili atau Makonde, merujuk pada ketidakmampuan atau gejala nyeri pada bagian persendian (Pialoux et al., 2007).

 Chikungunya adalah penyakit yang ditandai dengan demam mendadak, nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang yang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Gejala lainnya yang dapat dijumpai adalah nyeri otot, sakit kepala, menggigil, kemerahan pada konjunktiva, pembesaran kelenjar getah bening di bagian leher, mual, muntah dan kadang-kadang disertai dengan gatal pada ruam. Belum pernah dilaporkan adanya kematian karena penyakit ini (Suharto, 2007).

Demam Chikungunya sering rancu dengan penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan campak, tetapi gejala nyeri sendi merupakan gejala yang penting pada demam Chikungunya. Serangan demam Chikungunya dalam bentuk KLB (kejadian luar biasa) sudah sering terjadi, terutama karena penyebarannya oleh nyamuk. Untuk mencegah serangan demam Chikungunya, maka rumah, asrama, hotel, sekolah, pasar, terminal dan tempat-tempat lainnya, harus terbebas dari media berkembang biaknya nyamuk, termasuk 200 meter sekitarnya. Ada gelombang epidemi 20 tahunan. Mungkin terkait perubahan iklim dan cuaca. Antibodi yang timbul dari penyakit ini membuat penderita kebal terhadap serangan virus selanjutnya. Oleh karena itu, perlu waktu panjang bagi penyakit ini untuk merebak kembali (Suharto, 2007)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar