Laman

Senin, September 26, 2011

Kerusakan dan Pemulihan Terumbu Karang

Kelentingan merupakan sifat suatu ekosistem yang memungkinkannya kembali kepada stabilitas atau keseimbangan semula, bahkan untuk menyerap dan memanfaatkan gangguan yang menimbulkan dinamika atau perubahan kecil. Sifat ini menunjukkan kemampuan suatu sistem untuk pulih setelah ia terkena gangguan.
Ada banyak sekali contoh kelentingan ekosistem misalnya proses rusaknya terumbu karang yang diakibatkan oleh alam maupun perbuatan manusia. Terumbu karang merupakan rumah bagi 25% dari seluruh biota laut dan merupakan ekosistem di dunia yang paling rapuh dan mudah punah. Terumbu karang telah dimanfaatkan oleh masyarakat melalui berbagai cara. Akhir-akhir ini penangkapan biota dengan cara merusak kelestarian sumber daya, seperti penggunaan bahan peledak atau zat kimia beracun (potassium sianida) telah terjadi di seluruh perairan Indonesia. Hal inilah yang mengakibatkan kerusakan terumbu karang di Indonesia
Terumbu karang Indonesia menurut Tomascik, 1997 mempunyai luas kurang lebih 85.707 Km2, yang terdiri dari fringing reefs 14.542 Km2, barrier reefs 50.223 Km2, oceanic platform reefs 1.402 Km2, dan attols seluas 19.540 Km2. Sebagai contoh di daerah Wakatobi yang merupakan bagian dari segitiga karang dunia mencapai 90.000 hektar terdiri dari 750 jenis terumbu karang. Aktivitas pengeboman yang banyak dilakukan nelayan, termasuk nelayan di Wakatobi, diakui mengakibatkan terumbu karang rusak, bahkan mati. Padahal, kerusakan dan matinya terumbu karang merupakan lonceng kematian bagi spesies ikan di dalamnya.
Saat ini, kerusakan terumbu karang juga mengancam jantung terumbu karang dunia Wakatobi. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara menunjukkan, kerusakan terumbu karang di seluruh Sulawesi Utara diperkirakan 80 persen.
Kerusakan itu selain diakibatkan bom dan sianida, juga karena pemangsa alami terumbu karang seperti bulu babi atau mahkota berduri. Pemanasan global yang tengah menjadi pembicaraan dunia turut andil menyebabkan kerusakan terumbu karang karena mengakibatkan pemutihan.
Selain itu kerusakan terumbu karang dapat diakibatkan oleh Aliran drainase yang mengandung pupuk dan kotoran yang terbuang ke perairan pantai yang mendorong pertumbuhan algae yang akan menghambat pertumbuhan polip karang, mengurangi asupan cahaya dan oksigen. Pengambilan karang untuk digunakan sebagai bahan baku konstruksi atau dijual untuk cinderamata juga merusak terumbu karang. Produk-produk minyak bumi dan kimia lain yang dibuang di dekat perairan pantai, pada akhirnya akan mencapai terumbu karang. Bahan-bahan pencemar ini akan meracuni polip karang dan biota laut lainnya.
Akan tetapi Terumbu karang dapat diperbaiki kembali dengan melakukan pemulihan. Akan tetapi pemulihan terumbu karang ini harus melalui kesadaran masyarakat sendiri untuk memperbaiki dan bertanggung jawab terhadap kelestarian terumbu karang. Ada beberapa cara pemulihan terumbu karang misalnya saja melalui:
1. Zonasi
Pengelolaan zonasi pesisir bertujuan untuk memperbaiki ekosistem pesisir yang sudah rusak. Pada prinsipnya wilayah pesisir dipetakan untuk kemudian direncanakan strategi pemulihan dan prioritas pemulihan yang diharapkan. Pembagian zonasi pesisir dapat berupa zona penangkapan ikan, zona konservasi maupun lainnya sesuai dengan kebutuhan/pemanfaatan wilayah tersebut, disertai dengan zona penyangga karena sulit untuk membatasi zona-zona yang telah ditetapkan di laut. Ekosistem terumbu karang dapat dipulihkan dengan memasukkannya ke dalam zona konservasi yang tidak dapat diganggu oleh aktivitas masyarakat sehingga dapat tumbuh dan pulih secara alami.
2. Rehabilitasi
Pemulihan kerusakan terumbu karang dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi aktif, seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi algae yang hidup bebas, serta meningkatkan ikan-ikan karang.
• Meningkatkan populasi karang
Peningkatan populasi karang dapat dilakukan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu membiarkan benih karang yang hidup menempel pada permukaan benda yang bersih dan halus dengan pori-pori kecil atau liang untuk berlindung; menambah migrasi melalui transplantasi, serta mengurangi mortalitas dengan mencegahnya dari kerusakan fisik, penyakit, hama dan kompetisi.
• Mengurangi alga hidup yang bebas
Pengurangan populasi alga dapat dilakukan dengan cara membersihkan karang dari alga dan meningkatkan hewan pemangsa alga.
• Meningkatkan ikan-ikan karang
Populasi ikan karang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu dengan meningkatkan ikan herbivora dan merehabilitasi padang lamun sebagai pelindung bagi ikan-ikan kecil; meningkatkan migrasi atau menambah stok ikan, serta menurunkan mortalitas jenis ikan favorit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar