Laman

Sabtu, Desember 08, 2012

Jomblo Bukan Kesalahan

Jomblo bukan merupakan sebuah aib.  Jomblo adalah sebuah pilihkan. Haruskah kalian merendahkan mereka yang jomblo. Jomblo bukan berarti nggak laku. Hai kamu yang pernah menghina jomblo, karena kamu belum tentu lebih baik dari mereka. Inilah beberapa alasan mereka memilih menjadi jomblo:

Alasan Agama
Bagi yang bergama islam pasti tahu tidak ada istilah pacaran. Pacaran hanya membawa mereka pada hal maksiat. Islam melarang pacaran.  Lagi pula pacaran lebih banyak berbuat dosa dari pada kebaikannya.

Pacaran Membawa tanggung jawab yang besar
Memiliki seorang kekasih merupakan tanggung jawab kita dalam menjaga hubungan. Menjaga pasangan bukan hal mudah. Banyak hal sebenarnya yang harus kamu pikirkan saat akan menykamung gelar pacaran. Bukan hanya status tapi kamu harus dapat mempertanggung jawabkan.

Tidak ingin terkekang
kekasih seringkali membatasi ruang gerak kita, terutama dalam hal bersosialisasi. Nah, jika Kamu masih ingin bebas berteman dengan siapa saja, menjadi single mungkin jadi keputusan yang baik. Menjadi single, memungkinkan kamu  menjalani kehidupan sosial dengan bebas dan memilih teman tanpa harus mengkhawatirkan perasaan seseorang.

Menggapai Karir
Sadar atau tidak, keberadaan kekasih sedikit banyak mempengaruhi keputusan kita dalam memilih pekerjaan. Meskipun mungkin dia tidak meminta kamu mengambil atau menolak pekerjaan tertentu, secara naluriah kamu  akan mempedulikan perasaan sang kekasih. Apalagi jika pekerjaan itu menuntut Kamu sering lembur atau bertugas ke luar kota. Jika saat ini karir yang ingin Kamu kejar, tidak ada salahnya memilih untuk sendiri dulu. Kamu bisa bebas memilih pekerjaan yang Kamu mau. Kamu pun tidak perlu repot-repot membagi waktu antara pekerjaan dan jadwal kencan bersama kekasih. Dan, satu hal lagi, tidak ada 'kewajiban' lapor diri sedang apa, di mana atau bersama siapa.

Phobia

Sering disakiti kekasih, sehingga seseorang memilih menjomblo. Sehingga orang tersebut tidak akan cepat memilih cinta. Dia harus hati-hati dalam  memilih cinta. Belajar dari pengalaman sebelumnya. Karena cinta ada untuk saling menghargai bukan saling menyakiti.